FPI Diserbu Polisi

Polisi Serbu Markas FPI
*Rizieq: Kami Tak Mundur

Markas FPI (Front Pembela Islam) di Petamburan, Jakarta diserbu
polisi. Suasana di kawasan Tanah Abang ini pun mendadak tegang. Bahkan
ada yang bilang mirip perang. Rupanya, polisi jengah terhadap sikap
militan aktivis FPI yang meski pada hari libur nasional tetap
melakukan demonstrasi anti-AS.
Namun, Habib Rizieq juga tak kalah geramnya karena anak buahnya jadi
bulan-bulanan polisi ketika aksi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan,
Jakarta, Senin (15/10). "Sepertinya polisi menyatakan perang,"
tegasnya dengan nada tinggi. Yang dimaksud Rizieq, bukan perang
terhadap massa FPI, tapi perang dengan rakyat. Atas hal itu, FPI
menyatakan "siap tarung". "Kami tidak akan mundur," janjinya dalam
jumpa pers di markas FPI di Jl Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta
Pusat, pukul 13.50 WIB.
Dikatakan, apa yang dilakukan aparat terhadap pengunjuk rasa adalah
perbuatan yang brutal dan anarkis. "Mereka mengejar ustadz, memukul
para santri, bahkan merusak segala inventaris milik pengunjuk rasa.
Mereka mengejar hingga 3 km," protesnya dengan berapi-api.
Menurutnya, ketika aksi pembubaran terjadi, para kiai dan santri
sedang melakukan dzikir dan salawat. "Kami menyerukan kepada seluruh
umat Islam untuk bangkit melawan kezaliman. Kalau Kapolda punya malu
mestinya dia mengundurkan diri hari ini juga," katanya.
Lantas berapa korban FPI yang jatuh? "Cukup banyak, kita sedang
identifikasi. Kalau mereka (polisi) masuk dan menganiaya di wilayah
kami, kami akan melawan," tegasnya. Saat ini markas FPI tengah
dikepung sekitar 4 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 400 orang polisi.
Kemarahan Habib Rizieq kian bertambah setelah usai terjadinya
bentrokan itu, ratusan aparat terlihat bersiaga disekitar markas FPI,
di Jl. Petamburan III, Tanah Abang Jakarta Pusat, Senin (15/10) siang
sejak sekitar pukul 13.45 WIB.
Ratusan aparat keamanan yang datang dengan menggunakan 10 truk itu
terlihat berjaga-jaga setelah sebelumnya menekan masuk anggota FPI ke
dalam markasnya. Aparat datang lengkap dengan helm, tameng, dan
tongkat pemukul di tangan. Di mulut gang menuju markas FPI, sekitar
100 orang anggota FPI juga terlihat membarikade jalan masuk ke
markasnya.
Mereka menggunakan potongan-potongan kayu untuk duduk-duduk. Di depan
mereka membentang pula barikade kawat berduri. Jarak antara polisi
dengan FPI tidak terlalu jauh, hanya sekitar 10 meter.
Beberapa saat kemudian dari dalam jalan yang menuju markas FPI keluar
seorang laki-laki yang mengaku sebagai utusan Ketua Umum FPI Habib
Rizieq. Kepada Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Ihza F, lelaki itu
mengatakan bahwa Habib Rizieq ingin bertemu langsung dengan Kapolda.
Ketika ditanya Ihza apa keperluannya, utusan itu enggan menjelaskan
dan tetap ngotot ingin bertemu langsung dengan Kapolda. Tentu saja hal
itu ditolak Ihza. Akhirnya negosiasi itu pun berakhir tanpa hasil dan
sang utusan balik badan kembali ke markas FPI. Masyarakat juga tidak
ingin ketinggalan, mereka terlihat ingin menyaksikan apa yang terjadi
dari mulut-mulut gangnya masing-masing.
Sementara itu, Polda Metro Jaya terus mendesak FPI agar massanya tidak
keluar dari markasnya untuk kembali berunjuk rasa. Polisi juga
berusaha agar aksi kerusuhan tidak meluas ke tempat lain. "Kita
berusaha menjaga FPI agar tidak keluar lagi. Kita tidak berharap ada
kerusuhan massa yang berkelanjutan atau terjadinya sweeping," kata
Kadispen Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Anton Bachrul Alam
kepada wartawan di kawasan Petamburan, Jakarta, Senin (15/10).
Menurut Kadispen, polisi juga masih berupaya untuk melakukan negosiasi
dengan anggota FPI yang saat ini masih berkumpul di jalan-jalan dekat
markasnya. "Kita akan bertindak tegas jika massa FPI masih memaksa
keluar," ucapnya.
Ketika ditanya mengenai adanya upaya penangkapan Habib Rizieq, Anton
menegaskan polisi tidak akan melakukan penangkapan terhadap pemimpin
FPI tersebut. "Tidak, kita melakukan negosiasi dengan yang
bersangkutan. Mereka menghormati kita, jadi kita menghormati mereka,"
ucap Anton.
Ditarik
Toh, Senin sore sekitar pukul 16. 30 WIB, ratusan aparat yang terdiri
dari Polri dan TNI akhirnya ditarik dari kawasan Petamburan. Penarikan
pasukan itu dilakukan karena ada jaminan dari pihak Front Pembela
Islam (FPI) untuk tidak keluar dari markasnya.
Pasukan tersebut ditarik dengan menggunakan 10 kendaraan truk milik
Polda Metro Jaya. Mereka terdiri dari Satuan Brimob, Sabhara Polda
Metro Jaya dan pasukan TNI yang di-BKO-kan dari Batalyon Kavaleri
Tangerang.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sofjan Jacoeb mengatakan, penarikan
aparat yang semula berjaga-jaga di sekitar kawasan Petamburan dekat
markas FPI dilakukan karena ada jaminan. "Kita sudah ada jaminan,
mereka tidak akan keluar," katanya. Sofjan juga mengaku, pihak Polda
Metro Jaya telah menawarkan kendaraan untuk anggota Front Pemuda Islam
Surakarta (FPIS) yang ingin kembali ke daerahnya. "Kalau mereka akan
kembali kita akan siapkan angkutan bahkan sampai ke stasiun," tawar
Kapolda.
Kapolda juga mengungkapkan, korban akibat bentrokan antara massa FPI
dengan aparat juga terjadi di pihak aparat. "Seorang komandan kompi
luka dengan 8 jahitan dan 1 orang lagi mengalami kecelakaan saat
menaiki motor," ungkap Sofjan.
Bentrok FPI-polisi ini berawal dari aksi demo yang dilakukan ratusan
anggota Front Pemuda Islam Surakarta (FPIS), FPI, dan Laskar Hizbullah
dan dibubarkan aparat keamanan dengan gas air mata dan semprotan air
dari water canon. Suara duar.. duar...membahana. Rombongan aksi yang
berdemo sejak pagi hari itu diminta aparat kepolisian untuk segera
membubarkan diri, Senin pukul 11.30 WIB. Mereka oleh dinilai telah
melanggar UU No 2 tahun 1998 tentang unjuk rasa. Dalam UU itu,
demontrasi tidak boleh dilakukan di hari libur.
Meski beberapa kali diperingatkan, nampaknya mereka enggan membubarkan
diri. Hal ini membuat aparat kepolisian segera mengambil tindakan
tegas dengan memberikan tembakan gas air mata dan semprotan air dari
water canon.
Tindakan tegas aparat keamanan ini langsung membuat ratusan demontran
ini lari tunggang langgang. Sebagian besar lari ke arah Slipi. Banyak
di antaranya yang meloncat ke jalan tol sehingga membuat ngeri
pengendara.
Aparat Polda Metro Jaya akhirnya mengamanakan 10 orang pendemo. Ke-10
demonstran itu akhirnya digelandang menuju markas Polda Metro Jaya.
Akibat pembubaran massa Front Pembela Islam (FPI) oleh aparat
mengakibatkan 4 motor rusak berat dan 1 unit mobil milik FPI rusak.
Sedangkan 10 orang yang diamankan polisi ke markas Polda Metro Jaya
dan diangkut dengan menggunakan truk.
Perlu diketahui, dalam aksi tersebut, mereka membagikan selebaran:
Osama dicari FBI, George W Bush dicari FPI. Sebelumnya, baik FPIS,
FPI, Laskar Mujahidin, dan Front Hizbullah berkumpul di Petamburan,
Tanah Abang, Jakarta Pusat tempat FPI bermarkas. Setelah itu mereka
bergerak menuju gedung DPR/MPR, Jl. Gatot Soebroto, Jakarta.
Seperti aksi mereka sebelumnya, rombongan yang kerap memakai seragam
putih-putih ini dalam aksinya mengecam serangan Amerika Serikat (AS)
terhadap Afghanistan. Mereka juga meminta pemerintah segera memutuskan
hubungan diplomatik dengan negara Paman Sam itu. Meski dengan jumlah
yang tidak terlalu banyak, aparat keamanan nampaknya enggan mengambil
risiko. Aksi ini terlihat dijaga ketat. Puluhan anggota polisi
bersiaga di balik pagar gedung DPR/MPR. Tidak hanya itu, 3 water canon
juga disiapkan, 2 di antaranya disiagakan di luar pagar gedung rakyat
itu.
Untuk mengantisipasi kemacetan arus lalu-lintas, aparat kepolisian
mengalihkan arus lalu-lintas. Arus lalu-lintas dari arah Jembatan
Semanggi menuju Slipi dialihkan melalu Jl. Gerbang Pemuda.
Menag
Bentrokan FPI dengan polisi rupanya menarik perhatian Menteri Agama
Said Agil Al Munawar. Pada Senin kemarin ia menyempatkan diri
berkunjung ke markas FPI di Jl Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta
Pusat.
Kunjungan Menteri Agama disambut oleh jajaran pimpinan FPI, termasuk
Ketua FPI Habib Rizieq. Dalam keterangannya, Menteri Agama menyatakan
akan melakukan pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) malam
nanti.
Dia juga akan melakukan pertemuan dengan Menko Ekuin untuk membahas
untung ruginya jika hubungan diplomatik Indonesia dengan AS dilakukan.
Sekadar diketahui, pemutusan hubungan itu juga menjadi salah satu
tuntutan FPI yang pada Senin siang-sore tadi menjadi bulan-bulanan
polisi ketika didemo di depan Gedung DPR/MPR, Senayan.
Sebelumnya, pihak FPI dikabarkan telah menelepon Menteri Agama untuk
membantu menangani clashpolisi dan FPI. Menteri Agama lantas menelepon
Kapolda Metro Jaya.
Menteri Agama juga menyatakan siap menjadi mediator dalam perseteruan
itu. "Ya,saya siap menjadi mediator," tegasnya. Bentrokan itu, katanya
terjadi karena adanya kebuntuan komunikasi. Dalam kunjungannya ke FPI,
Menteri Agama juga melakukan dialog terbuka dengan massa FPI. (det)
by:mailto:indonesia-p@indopubs.com
Previous
Next Post »